Distan Malut Terus Tingkatkan Produksi Padi, Sri Hatari : Ini Demi Wujudkan Misi Keempat Gubernur AGK

Asisten II Gubernur Maluku Utara, Sri Haryati Hatari (foto: Adi Ibrahim)

HALTIM, MALUTTODAY.com – Gubernur KH. Abdul Gani Kasuba, yang diwakili Asisten II Bidang Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Sri Haryanti Hatari menghadiri Gerakan Panen Padi Sawah di Kabupaten Halmahera Timur (Haltim).

Disela-sela antusiasme puluhan petani dalam gerakan tersebut, Asisten II menyampaikan beberapa poin penting pesan Gubernur K.H Abdul Gani Kasuba tentang pertanian, di Desa Toboino Kecamatan Wasile. Kamis (16/3/2023).

Wakili gubernur, Asisten II Bidang Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Malut mengatakan, bahwa pihaknya hadir dan datangi di kecamatan Wasile sudah yang ke dua kalinya dalam satu bulan ini.

“Yang pertama kami Tim Pengendali Inflasi Daerah itu kami datang di Wasile Desa Tutuling Jaya, kurang lebih tiga pekan yang lalu, itu dalam rangka kita mengendalikan inflasi daerah dengan menanam bawang,” ujar Sri mengikuti sambutan gubernur.

Kemudian, ada juga tomat, rica, di mana semua itu semata-mata dilakukan untuk mengembalikan kembali Kabupaten Halmahera Timur sebagai lumbung pangan Provinsi Malut.

Nah, kata Sri ini pihaknya datang yang kedua kalinya, karena Dinas Pertanian juga masuk dalam TPID, maka Kepala Dinas Pertanian dan jajarannya tidak henti-hentinya, setiap hari memikirkan bagaimana pertanian di Malut ini maju.

Lanjutnya, nagaimana pertanian bisa menjadi penopang rendahnya inflasi di Malut. Oleh karena itu, hari ini pihaknya berada di Desa Toboino Kecamatan Wasile, guna melakukan panen padi sawah bersama para petani.

Di mana ini juga bagian dari melaksanakan secara langsung komitmen Pemda Haltim dalam mendukung program pembangunan pertanian secara nasional, terutama dalam rangka swasembada beras secara berkelanjutan, menuju Indonesia sejahtera tahun 2024.

Menurutnya, perlu diketahui bahwa kondisi di Provinsi Malut ini, pada tahun 2022 dilihat sangat bagus oleh seluruh Indonesia dan bahkan se-Dunia. Betapa sangat bagus, karena Provinsi Malut tingkat pertumbuhan ekonomi melebihi pertumbuhan ekonomi Dunia.

“Kita tingkat pertumbuhannya 27 persen, sementara rata-rata nasional itu kurang lebih 5 persen. Kita jauh melebihinya. Kemudian tingkat inflasi kita juga turun jauh, melebihi dari tingkat inflasi nasional,” ujarnya.

Disebutkannya, Nasional itu kurang lebih 5.5 persen sementara kita 3 persen, inflasi rendah dan paling terbaik di seluruh Indonesia. Maluku Utara juga merupakan provinsi dengan indeks kebahagiaan paling tinggi, 76,34 persen, ini paling tinggi, semuanya paling bagus.

“Nah, tetapi pada 2023 ini, saya menginformasikan bahwa kita menghadapi krisis global, sekali lagi krisis dunia, nah akibatnya sekarang kita di Indonesia, khususnya di Maluku Utara untuk bulan Januari dan Februari kita mengalami tingkat inflasi tertinggi kedua di Indonesia melampaui rata-rata nasional yaitu 6,8 persen,” terangnya

Dikatakan Sri, pemicu dari inflasi periode tersebut adalah ikan dan beras, di mana salah satu pemicu Inflasi tertingginya ialah beras. Beras di pasaran semakin naik, setiap hari semakin mahal, masyarakat kian mengeluh.

“Beras sudah mencapai Rp. 337.500.00. per dua puluh lima kilo atau satu sak, itu harga distributor. Belum lagi di agen, belum lagi di pasar dan belum lagi di eceran,” sebut Sri.

Oleh karena itu, Sri bilang Pihaknya kemarin di TPID melakukan intervensi ke distributor, yang dalam hal ini distributor ikan, melalui dinas Kelautan dan perikanan melakukan Pasar ikan serba murah kemarin.

Tak hanya itu, menjelang hari besar keagamaan nasional, yakni bulan Ramadhan. Dinas Pangan dan Dinas Pertanian bakal gelar pasar murah dan ikan murah lagi, di mana ini semua di lakukan semata-mata demi mengendalikan inflasi.

Dijelaskan, kalau inflasi tinggi, maka otomatis daya beli masyarakat akan rendah, kenapa rendah karena harga barang-barang mahal. Oleh karena itu, Pemprov Malut, tak henti-hentinya untuk melakukan intervensi supaya harga bisa stabil.

“Termasuk hari ini Dinas Pertanian, selain gelar panen, juga melakukan pemberian bantuan kepada petani-petani kita untuk melakukan kegiatan pertanian supaya tetap berjalan,” jelas Sri.

Kemarin juga beber Sri, Dinas Pertanian juga sudah melakukan ini di Halmahera Selatan, yang bersamaan dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian, di mana Dinas Pertanian melakukan pencanangan kmpung hortikultura dan pemberian bantuan pertanian.

“Saya berkeyakinan bahwa Maluku Utara khususnya kabupaten Halmahera Timur mampu memenuhi pangan dari produksi sendiri menuju kemandirian pangan secara nasional,” ujarnya penuh optimisme.

“Saya kira kabupaten Halmahera Timur ini dulunya adalah lumbung pangan Maluku Utara, mudah-mudahan ini berjalan seterusnya. Karena saat ini indikator lumbung pangan di Halmahera Timur sedang menurun, sebab sebagian tenaga kerja pertanian sudah beralih ke profesi pertambangan. Katanya pertambangan cepat dapat uang dan uangya besar serta menjanjikan, padahal disana tingkat stresingnya sangat tinggi. Dibandingkan dengan petani dalam kerja kerja pertanian,” ungkapnya

Jadi pihaknya berharap agar para petani jangan kita cepat beralih ke pertambangan, karena disana hanya sesaat. Sebab pertanian itu menjanjikan, apabila menghadapi Inflasi dan krisis pangan, sektor pertanian paling menjanjikan dalam menjawabnya.

“Maka kami meminta pihak Pemda Halmahera Timur untuk tenaga kerja yang tranformasi ke pertambangan bisa dikembalikan,” tegasnya.

Dijelaskannya lagi, meskipun dalam sistem perdagangan itu bisa membeli atau menjual, tetapi untuk pangan Maluku Utara harus menuju pada kemandirian pangan, yang mana hal ini sesuai dengan visi misi Gubernur K.H Abdul Gani Kasuba dan M. Al Yasin Ali.

“Yakni menjadikan Maluku Utara sejahtera melalui misi keempatnya, membangun perekonomian daerah yang inklusif dan berkualitas dengan orientasi pada nilai tambah dan pengelolaan SDA yang berkelanjutan,” ucapnya

“Saya kira program ini semua dilakukan untuk bisa kita melakukan ketersediaan pangan khususnya beras untuk masyarakat Maluku Utara, oleh karena itu kita berpesan kepada Pemda Haltim jangan takun untuk menguatkan pertanian karena tata niaga akan tetap terjamin. Karena kami punya asosiasi pedagang,” pesan Sri.

Katanya, kemarin Pemprov Malut sudah menjembatani Pemkab Haltim melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan Kota Ternate untuk sebagian hasil pertanian selain dijual di Haltim, juga menjualnya ke Kota Ternate.

“Kita ketahui bahwa luasan lahan kita itu sebesar 13.542 hektar, di mana ada tersedia budidaya padi lahan kering itu juga sangat luas, terutama pada lahan integrasi dengan perkebunan, sehingga konteks keuntungan bagi masyarakat khususnya kelompok tani cukup besar,” ujarnya

Ditambahkan Sri, untuk memenuhi padi yang terus meningkat, Pemprov Malut melalui dinas pertanian telah menetapkan luas panen padi, pada musim tanam untuk tahun 2023 ini sebesar 31.841 hektar dengan target produksi adalah 91.000 ton.

“Itu setara dengan 56.436 ton beras pertahun. Kita masih kekurangan beras sebesar 68.351 ton,” sambungnya.

Oleh karena itu diharapkan pada tahun 2024, gubernur berharap bahwa kita bisa meningkatkan produksi sebesar 122.568 ton atau setara dengan 75.992 ton beras. Sehingga neraca kita nantinya yang mines 48.000 ton beras atau 65 sampai 70 persen.

“Sehingga bisa nanti kita putuskan rantainya sebesar 10 sampai 20 persen pertahun khusus untuk pasokan dari kabupaten Halmahera Timur,” harapnya lagi.

Maka untuk mencapai target tersebut, Pemprov Malut melalui Dinas Pertanian Provinsi Malut, ini akan melakukan kegiatan peningkatan produksi padi dengan sasaran tanam padi sebesar 32.000 hektar yang tersebar di tujuh kabupaten dengan bantuan prasarana pertanian,” pungkas Sri.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.