Ratusan Warga Babasaram Curhat ke Sugeng Cahyono, Dari Proyek Mangkrak hingga Terancam Banjir

Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, Sugeng Cahyono bersama ratusan warga Desa Babasaram Kecamatan Maba Tengah.

HALTIM,MALUTTODAY.com – Butuh waktu 7 jam dari Ibu Kota Provinsi di Sofifi untuk bisa sampai di trans Wayamli melalui jalur darat dengan kondisi jalan yang tidak baik-baik saja, Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, Sugeng Cahyono melakukan kegiatan reses di situ, tepatnya di Desa Babasaram Kecamatan Maba Tengah, Kabupaten Halmahera Timur, Jumat (3/2/2023).

Ratusan warga Desa Babasaram menghadiri dan menyampaikan keluh kesah kepada wakil rakyatnya itu, banyak persoalan yang disampaikan mulai dari proyek mangkrak hingga terancam banjir.

“Pada tahun 2019 lalu ada proyek pembangunan bendungan yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Provinsi Maluku Utara, namun tidak selesai atau mangkrak sehingga saat hujan kami selalu terdampak banjir,” kata salah satu warga.

Menurut mereka, proyek mangkrak ini membuat hidup mereka makin menderita, sebab sebelum ada proyek itu jalur alami aliran air tak sampai membuat banjir, padahal masyarakat sudah berharap banyak dari bendungan itu akan dapat menjadi solusi bagi irigasi para petani.

“Masyarakat petani butuh irigasi sepanjang kurang lebih 2 kilometer untuk kebutuhan lahan Pertanian,” ungkapnya.

Selain itu, masyarakat juga menyampaikan kebutuhan jalan tani 2 kilometer untuk kepentingan pergi ke lahan dan membawa hasil panen menjadi lebih mudah.

“Tolong pak kami minta ada pembangunan jembatan atau gorong gorong di jalan karena ada tumpahan air permanen yang mengalir pada badan jalan, sehingga mengakibatkan jalan rusak dan mengganggu transportasi lewat jalan umum tetsebut,” curhat warga lainnya.

Selain itu, ada warga yang kebun dan lahannya selalu terendam banjir saat hujan selalu kebanjiran, sementara pihak BPBD Kabupaten dan Propinsi sudah turun cek ke lokasi tapi sudah 2 tahun tidak ada tindaklanjut.

“Mereka sudah dua tahun lalu turun cek tapi pembangunan tidak dilakukan, sehingga tanaman kami tidak bisa panen seperti kelapa dan pala karena sudah rusak,” curhat warga lagi.

Menanggapi hal ini, Sugeng berjanji akan menyampaikan ini kepada teman-teman komisi yang membidangi tersebut, sementara pihaknya akan fokus kepada BPBD yang merupakan OPD mitra di komisi satu.

“Sata di komisi satu bermitra dengan BPBD, dan akan saya perjuangkan apa yang menjadi keluhan masyarakat, sementara untuk proyek mangkrak ini akan kita sampaikan kepada komisi terkait,” jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *