Sambut Nataru Dengan Dialog, PB.FORMAL-MU Soroti Masalah Infrastruktur di Loloda

HALBAR, MALUTTODAY.com – Sambut Natal dan tahun baru (Nataru), Pengurus Besar Forum Mahasiswa Loloda Maluku Utara (PB.FORMAL-MU) periode 2022-2024 menghelat Dialog Publik menyoroti sejumlah masalah di Loloda. Minggu (18/12/2022) kemarin.

Dialog publik dan perayaan Natal yang berlangsung di gedung Gereja Desa Salu, Kecamatan Loloda Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) Provinsi Maluku Utara (Malut) mengusung tema, “PB.FORMAL-MU sebagai Pusat Penggerak Perjuangan yang Independen Serta Memproyeksikan Kemajuan Loloda,”.

Melalui dialog itu, PB.FORMAL-MU yang merupakan organisasi mahasiswa paguyuban asal Loloda meminta adanya perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halbar.

“Hal ini tidak terlepas dari melihat soal problematika yang ada di Loloda yaitu terbengkalainya infrastruktur pembangunan, pendidikan di Loloda yang cukup dibilang tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendikan Nasional,” kata Fahrul Ali Ketua Umum PB.FORMAL-MU Jumat (23/12/2022).

Selain itu, lanjut Fahrul tidak tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang memadai dan lain sebagainya. Selain itu, nampaknya masyarakat Loloda masih belum sadari akan ketidakadilan serta tertipu janji manis para politis-politis elit Halbar, dan belum ada kemauan bersatu.

Fahrul bilang, pihaknya melihat bahwa Loloda bukan lagi dijadikan sebagai tempat pembuangan Aparat Sipil Negata (ASN) yang tidak sama kepentingan terhadap kekuasaan dan juga jangan jadikan sebagai objek candaan.

“Sebab Loloda memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, emas, pasir besi, cengkeh, kelapa, pala, dan memiliki banyak tempat wisata yang mempesona, Loloda juga memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan patut diperhitungkan,” tegas Fahrul.

Dipaparkan Fahrul, dengan dialog ini pihaknya bertujuan membangun kesadaran kritis masyarakat Loloda umumnya dan Desa Salu khususnya tentang pentingnya mengawal kebijakan Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat dan neningkatkan rasa kebhinekaan antar umat beragama.

Pihaknya berharap masyarakat dapat teredukasi sehingga cara berpikirnya lebih terbuka dalam hal memberikan hak politik untuk memilih seorang pemimpin, khususnya Dapil III DPRD Kabupaten Halbar.

“Bahwasanya, anggota dewan harus lebih serius dan berani mengambil langkah tegas dalam pengawasan dan pengawalan infrastruktur pembangunan yang ada di Loloda,” ungkapnya.

Mewakili seluruh kader PB.FORMAL-MU, pihaknya meminta Pemeda Kabupaten Halbar dimasa Bupati James Uang diharapkan dapat merealisasi visi dan misinya, yaitu mewujudkan Halmahera Barat aman, sehat, cerdas, adil dan sejahtera.

Sekadar diketahui narasumber pada dialog tersebut, diantaranya, Yerobeam Saribu, S. H., dengan sub tema tentang pandangan hukum terkait kebijakan Pemerintah Halbar di Loloda, Sofyan Ae, S. Pd., M. Si., tentang merekronstruksi politik berbasis pancasila di Loloda, Kemudian, Yorim Tjiono, S. Pd., dengan tema yang dibedah, tentang pemimpin dan kepemimpinan yang demokratis, dan narasumber tarahir Fahrul Ali, Ketua Umum PB.FORMAL-MU tentang peran pemuda dalan kemajuan pendidikan Loloda.

Sementara peserta dialog ialah Pemerintah Desa Salu, BPD Desa Salu, tokoh pendidikan Desa Salu, tokoh pemuda Desa Salu, tokoh perempuan Desa Salu, tokoh adat Desa Salu, tokoh agama Desa Salu, pemuda dan mahasiswa Desa Salu, dan Pemuda dan Mahasiswa Desa Bakun.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *