Sambut Nataru, KPw BI Maluku Utara Siapkan Uang Tunai Rp 1,73 Triliun

TERNATE, MALUTTODAY.com – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Maluku Utara menyiapkan uang tunai sebesar Rp 1,03 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Maluku Utara jelang natal 2021 dan tahun baru 2022.

“Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut, kami telah menyiapkan uang yang layak edar sejumlah Rp1,73 triliun, yang akan didistribusikan ke masyarakat melalui penarikan perbankan,” kata Deputi Perwakilan Bank Indonesia, Hario Kartiko Pamungkas, Senin (29/11/2021).

Hario mengatakan, pihaknya menyiapkan beberapa strategi untuk memastikan kebutuhan uang kecil maupun besar dari masyarakat tetap terjaga. Tercatat, kami sudah melakukan kas keliling di 6 kota atau kabupaten, seperti Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Pulau Morotai dan Kota Tidore Kepulauan.

“Salah satu bentuk strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan kas keliling wholesale di kota dan kabupaten wilayah Provinsi Maluku Utara,” jelasnya.

Tak hanya kegiatan kas keliling, lanjut Hario, Bank Indonesia juga membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin menukar uang di loket Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, setiap Kamis pada jam operasional atau di kantor bank umum terdekat.

“Dimana terdapat 64 jaringan kantor cabang bank umum yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Maluku Utara. Beberapa strategi ini diharapkan dapat memastikan ketersediaan uang dalam jumlah serta nominal yang mencukupi, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan kondisi uang rupiah yang layak edar di masyarakat, ” terang Hario.

Hario juga mengatakan, seiring menurunnya tren pandemi Covid-19 pada kuartal III tahun 2021, arus uang keluar (outflow) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, telah mencapai Rp1,94 triliun atau meningkat 9 persen secara year on year (yoy). Uang pecahan besar (UPB) mendominasi outflow dengan total mencapai Rp 1,83 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 11 persen. Sedangkan uang pecahan kecil (UPK) turun sebesar 6 persen.

“Peningkatan outflow ini ditenggarai oleh telah dilonggarkannya akses transportasi, sehingga mobilitas masyarakat semakin tinggi yang secara tidak langsung memicu transaksi kegiatan ekonomi di masyarakat,” imbuhnya.

Tambah Hario, hal ini berbeda dari tahun 2020, dimana outflow turun sebesar 4 persen, karena adanya pembatasan mobilitas, yang secara tidak langsung mempengaruhi turunnya daya beli masyarakat dan permintaan akan uang.

“Kenaikan outflow pada kuartal III sendiri berimbas pada kenaikan arus uang masuk (inflow) sebesar 16 persen (yoy), hal tersebut mengindikasikan bahwa geliat ekonomi masyarakat melalui transaksi uang kartal mulai kembali normal,” tuturnya. (Dickhy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.