Tingkatkan Kesiapsiagaan Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG Gelar SLG

TERNATE, MALUTTODAY. com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Geofisika, Kelas Ill Ternate mengadakan kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) di Kelurahan Jambula, kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari mulai pada tanggal 05-06 November 2021, yang dipusatkan di aula Kantor Basarnas Ternate.

SLG dianggap penting, sebab Provinsi Maluku Utara merupakan salah satu wilayah yang rawan gempa bumi dan tsunami. Gempa bumi yang terjadi di wilayah ini merupakan gempa bumi yang berasal dari 2 zona subduksi, yaitu zona Halmahera dengan lempeng laut Maluku, zona subduksi lempeng Sangihe dengan lempeng laut Maluku, yang memiliki potensi maksimum magnitudo gempa MB 2. Keberadaan segmen subduksi ini dapat menimbulkan kejadian gempa bumi kuat yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

Kegiatan ini meliputi sesi paparan dan diskusi tentang potensi kegempaan dan tsunami di wilayah Kota Ternate, sistem dan produk peringatan dini tsunami BMKG, kesiapsiagaan menghadapi gempabumi dan tsunami, peran media, masyarakat slaga tsunami IOC-UNESCO, serta sesi simulasi dalam ruangan (Table Top Exercise – TTX) yang mensimulasikan terjadinya gempabumi M8.2 berpotensi tsunami bersumber dari megathrust Subduksi Halmahera yang kemudian direspon oleh peserta SLG.

“Dengan kegiatan sekolah lapang gempa ini masyarakat semakin tersadarkan, edukasi, mereka mengetahui segala macam tentang bahaya sehingga kita minimalkan korban jiwa. Dan salah satu bentuk ikhtiar untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas daerah sekaligus membangun sikap tanggap gempa bumi dan tsunami bagi masyarakat ” Kata Kepala Balai Besar MKG Wilayah IV Makassar, Darmawan, Kepada media usai pembukaan kegiatan Sekolah Lapang Gempa bumi, Jum’at (05/11/2021).

Darmawan mengatakan, di Maluku-Maluku Utara, paling banyak terjadi gempa bumi terbayak di Indonesia.

“Maluku-Maluku Utara, itu kejadian gempa bumi paling banyak di Indonesia oleh karena itu kita di BMKG, terutama di Maluku Utara ini kita buat peta bahaya tsunami, Itu peta sangat spesifik. Jadi kita siap kapan tsunami datang sampai di pantai, serta disediakan sarana informasi berapa lama masyarakat bisa lari sampai ke tempat aman. bahkan sampai berapa dalam masuk ke Darat,” ujar Darmawan.

Menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami tentunya harus memliki kesiapsiagaan yang lebih baik dan sarana informasi petunjuk peta, di mana masyarakat mengetahui dimana lokasi titik aman untuk mengevakuasi diri.

“Nah itu kami sudah buat dan berikan kepada wali kota dan kelurahan untuk di tindaklanjuti rambu- rambu jalur evakuasi dimana titik kumpul. Jadi mereka langsung tau kapan dia di titik mana kapan dia jalan dan harus kemana,” jelas Darmawan.

Menurut Darmawan kegiatan dapat memberikan edukasi terhadap masyarakat, ketika terjadi gempa bumi, selain memberikan pemahaman terkait jalur evakuasi, atau susur jalur tempat-tempat rawan dimana mereka harus lalui ke tempat titik kumpul.

“Jadi pertama apa yang mereka harus lakukan, gempa susulan apa yang sudah meraka lakukan bahkan mereka sampai lakukan,” tambahnya.

Dalam kegiatan tersebut juga turut dilaunching tas bencana itu ketika terjadi gempa bumi dan darurat masyarakat bisa gunakan untuk menaruh surat-surat berharga dan makanan ringan selama 3 hari ke depan. (Dickhy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *