TERNATE, MALUTTODAY. com – Kelompok Tani Timamo, Kelurahan Loto, Kecamatan TERNATE Barat mendapatkan pelatihan pertanian terintegrasi dari Bank Indonesia Perwakilan (BI Kpw) Provinsi Maluku Utara.
Pelatihan tersebut berlangsung di perkebunan Loto, Jumat (24/9)yang dihadiri langsung oleh para petani, mereka akan diberikan pelatihan cara mengembangkan pupuk organik padat super bokasih dan pupuk sub cair yang terbuat dari kotoran hewan dan limbah pertanian. Para petani ini akan diberikan cara pembuatan pupuk selama dua hari mulai dari tanggal 24-25 September 2021.
“Kehadiran Bank Indonesia ini cukup membantu kami, karena diajak langsung bertani yang terintegrasi, pertanian, peternakan dan perikanan, yang semuanya saling terhubung. Sehingga bisa panen dari sayur, ternak ikan. Karena selama ini hanya satu saja menjadi andalan untuk bertani, tetapi hadirnya Bank Indonesia memberikan pelatihan pembuatan pupuk,” kata Direktur Kelompok Tani Timamo, Majid Jumati.
Lanjut Majid, selama ini para petani hanya mengandalkan pupuk kimia atau toko, yang mudah didapatkan dan cepat. Tetapi tidak ramah untuk tanah, sekarang mereka mulai beralih menggunakan pupuk organik padat.
“Karena dari dulu kita hanya mengetahui pupuk kimia, tapi sekarang ada pupuk yang namanya superbukasi, ini bisa memupuk tanah, tanaman, tapi kalau gunakan pupuk toko, yang hanya memupuk tanaman tapi merusak tanah jadi asam, keras, tetapi pupuk super bokasih, ini tanah menjadi subur dan tidak rusak,” ujar Majid.
Menurutnya, sebelum para petani kelurahan ini mengadalkan pupuk kimia, namun kini telah beralih menggunakan pupuk organik, setelah mendapatkan pelatihan dari Bank Indonesia. Ternyata membuat pupuk cukup dari alam saja, misalnya menggunakan kotoran hewan seperti sapi, kambing dan limbah pertanian yang jadi terintegrasi.
“Diajarkan cara membuat pupuk dari kotoran, mulai dari menyiapkan makanan sapi, seperti daun-daun, setelah itu diambil kotoran sapi, lalu dimasukan dalam wadah yang digunakan sebagai tempat mengolah pupuk, yang jadi mata rantai yang terhubung,” tuturnya.
Sementara itu, Martin, Konsultan UMKM Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Maluku Utara, menyampaikan hari ini mendampingi petani kelompok Timammo Kelurahan Loto, melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik yang akan berlangsung selam 2 hari.
“Kita latih membuat pupuk organik padat yang dinamakan superbukasi karena bisa dibuat dalam waktu cepat, satu hari atau biasanya petani sampai 3 hari,” ujar Martin.
Kata Martin, pupuk super bokasih dibuat menggunakan bahan kotoran kambing. Tak hanya itu sekaligus melakukan praktek pelatihan buat sub pupuk oraganik cair yang dari unsur (N) sendiri bahan air kelapa, unsur (P) dari batang pisang, unsur (K) dari sabut kelapa sehingga dalam mengimplementasikan hasil-hasil panen petani lebih mudah.
“Pertama menerapkan pupuk super bokasih, sebagai pupuk dasar, sedangkan pupuk cair sebagai tambahan modifikasi, sebagai kebutuhan tanaman jadi langsung bisa dibikin sendiri oleh petani,” kata Martin disela-sela mendampingi kelompok tani dalam pengomposan pupuk.
Pertanian organik kini sudah menjadi komoditas yang sangat menjanjikan seiring dengan berkembangnya tren hidup sehat dalam masyarakat. Banyak pelaku pertanian organik bermunculan seiring dengan pangsa pasar yang semakin terbuka. Tidak hanya karena bernilai ekonomis tinggi, pertanian organik penting untuk perbaikan ekosistem pertanian yang kian rusak terpapar bahan sintetik atau kimiawi seperti pestisida.
“Nah kita kembangkan pertanian organik ini biar petani bisa mandiri. Artinya petani bisa memanfaatkan bahan yang ada di sekitar, jadi tidak perlu bergantung pada pupuk kimia, karena pupuk sekarang ini banyak dikurangi subsidinya dicabut,” tuturnya.
Martin berharap kedepannya petani kita harus mandiri, tidak perlu kemana-kemana, tidak keluar biaya tetapi mendapatkan hasil yang banyak dengan menerapkan petani terintegrasi.
“Kedepannya tentu petani kita bisa menyatu mulai dari pertanian peternakan, perikanan, peternakan sendiri dalam hal sapi, pakanya bisa menggunakan limbah-limbah pertanian,” tandasnya. (Dickhy)