Menaker: Tidak Usah Bangun BLK di Maluku Utara ini, Tutup Saja BLK

TERNATE, MALUTTODAY.com – Menteri Ketanagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan, jika Balai Latihan Kerja (BLK) hanya melahirkan pengangguran lebih baik ditutup saja.

“Kalau BLK ternyata akan melahirkan pengangguran baru, tidak usah bangun BLK Sofifi di Maluku Utara ini. Tutup saja BLK. Buat apa kalau pelatihan kita lakukan justru malah menambah pengangguran baru,” tegas Ida saat kunjungan kerja di BLK Ternate, Jumat (05/03/2021).

Bacaan Lainnya

Selain itu, kata Ida, Kemnaker terus mendorong pengelola BLK, terutama BLK milik pemerintah daerah agar pelatihan yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha (DUDI) setempat. Sehingga alumni pelatihan dapat langsung terserap ke pasar kerja.

Lanjutnya, Maluku Utara merupakan salah satu daerah yang menjadi harapan bagi pembangunan wilayah Indonesia bagian timur, karena memiliki banyak sumber daya yang harus dikembangkan dan akan menarik investasi baru yang pada akhirnya akan menciptakan lapangan kerja baru.

“Ayo, kita kolaborasi, baik pemerintah dan swasta untuk siapkan SDM kompeten. SDM Maluku Utara harus menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Ini menjawab tantangan pengangguran kita yang semakin tinggi. Kita tidak bisa melakukan kerja biasa-biasa saja. Kita harus bisa menjawab kebutuhan, tantangan dan dinamika ketenagakerjaan,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ida juga mengajak seluruh pengelola BLK, termasuk BLK Ternate agar melakukan transformasi BLK. Transformasi dilakukan dengan berbagai cara mulai dari reformasi kelembagaan, redesain substansi pelatihan, revolusi SDM, revitalsisasi fasilitas dan sarana prasarana, rebranding BLK dan relationship.

“Selama ini Kemnaker telah menyusun sejumlah kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan munculnya peluang usaha dan jenis pekerjaan baru di era pandemi. Diantaranya adalah kebijakan triple skilling, yakni skilling, re-skilling dan up-skilling bagi pekerja,” terangnya.

Menurut Ida, sinergi dan kolaborasi antara BLK dan stakeholders, terutama dari dunia usaha dan industri sebagai pengguna tenaga kerja sangat penting, sebab dengan dilakukannya sinergi maka dapat dipastikan lulusan pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan industri dan lebih mudah terserap.

“Dunia usaha sebagai penyerap tenaga kerja yang memiliki peran besar dalam menentukan kompetensi yang dibutuhkan saat ini dan di masa depan agar proses link and match antara pendidikan dan dunia kerja bisa tercipta,” cetusnya. (Dch)

Selain itu, dilakukan juga optimalisasi pemagangan berbasis jabatan, peningkatan soft skills, perubahan kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online (menggunakan metode blended training); serta kolaborasi dengan semua stakeholders, terutama pelaku industri untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

“Pada akhirnya, program pelatihan vokasi akan mengurangi biaya training dan investasi SDM bagi industri, sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara BLK dan industri,” Tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *