MABA, MALUTTODAY.com – Warga Desa Gotowasi Kecamatan Maba Selatan menolak penetapan tapal batas antara Gotowasi dan Saogimalah, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Saat berdemonstrasi di depan kantor Bupati Kabupaten Halmahera Timur (Haltim), warga bertekad dan menyatakan sikap untuk melawan Plt Bupati Haltim Ir Muh Din sampai mati.
Aksi lanjutan yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat Gotowasi tesebut, bagian dari penolakan putusan tapal batas Gotowasi Sangaji, yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sebab, massa aksi baranggapan, jika apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah itu adalah kekeliruan. Karena tidak sesuai dengan berita acara kesepakatan pada tanggal 12 November 2009.
“Setahu kami, tapal batas kami tepatnya di Pajibayo dan itu hak kami. Kami tak akan sedikitpun mundur jika batas kami bergeser sejengkal. Pajibayo harga mati kami,” kata Bahari Hatari salah satu orator massa aksi.
Hal senada juga dikatakan Hi Arifin Samad dan Said Mustafa, meminta tim tapal batas agar segera mengeluarkan surat keputusan (SK) penetapan dan penegasan tapal batas antara Desa Gotowasi-Soagimalaha yang sesuai dengan berita acara kesepakatan tertanggal 12 november 2009, yakni pesisir pantai Pajibayo dan hutan Misomdi.
“Apabila tuntutan ini tidak dihiraukan maka massa akan melakukan demonstrasi lebih besar dan melakukan upaya hukum,” katanya mengancam.
Tak hanya itu, beberapa orator massa aksi juga menegaskan jika akan melawan Plt Bupati Haltim sampai mati, jika apa yang menjadi tuntutan masyarakat ini tidak diindahkan oleh pemerintah. Selain itu juga, massa aksi meminta agar Plt Bupati, Sekda agar dapat berhadapan dengan masyarakat guna mengklarifikasi terkait dengan tapal batas yang telah ditetapkan.
Dalam aksi tersebut, massa aksi menjanjikan pada Jumat besok, akan kembali menduduki kantor bupati, dilanjutkan dengan sholat berjamaah, sambil menunggu kehadiran Plt Bupati dan Sekda Haltim. (*)
